Minggu, 27 Juni 2021

Kegalauan Haqiqi

 

Goes To Mutqin Ala Kak Saudah Hasan



pemateri kali ini sangat2 mengerikan. usianya yang masih 17 tahun sudah kuliah S1 dong di AlAzhar Kairo dan beliau sudah hafal Alquran sejak umur 7 tahunan. kira2 umur segitu aku ngapain aja ya?. hiks hiks... apapun kondisi di masa lalu harus tetep disyukuri, yang penting ada perubahan ke arah yang lebih baik. Saudah Adalah produk dari ibunda yang luar biasa, ustadzah Sarmini. kayaknya kalo para penghafal Quran mah pasti tau siapa sih beliau. beliau adalah pendiri markaz utrujjah yang ada di pasar rebo. dari beliaulah lahir para penghafal Quran yang berusaha untuk menjadi ahlul quran yang Allah ridhoi. 

dari judul webinar ini aja rasanya sudah mengerikan. bisa dipastikan yang hadir dalam webinar adalah para penghafal Alquran yang sedang berproses dalam menghafal ayat demi ayat atau mereka adalah para penghafal quran yang lagi galau karena murajaahnya ga beres alias ga mutqin-mutqin 😢. atau mereka yang mengisi kegalauan di malam ahad daripada gabut mending ngedengerin kajian yang faedah. 

Kak Saudah Tsabita ini punya definisi sendiri terkait dengan Mutqin. para penghafal quran pasti ndak asing dengan kata-kata ini. kata-kata ini seolah-olah seperti TA diperkuliahan yang bikin kita ga enak tidur, ga enak apapun hiks. apalagi kalo ada yang nanya "eh gimana skripsinya". rasanya tuuuuuh ya gitulah. nah kalo penghafal quran itu salah satu indikator capaiannya adalah hafalan yang mutqin. 

secara bahasa mutqin itu benar, sempurna. kalo gitu hafalan yang mutqin artinya hafalan yang sempurna tanpa salah dong...  bisa dikatakan seperti itu gaes. jadi bener-bener deh penghafal quran yang mutqin itu pasti melewati tempaan yang luar biasa, ujian kesabaran yang luar biasa. di saat teman-temannya asyik dengan apapun itu terkadang kita harus berjuang dengan alquran. yang sebenernya itu jauh lebih mulia. namun karena kurangnya fiqrah quran, maka kita kadang menagnggap apa yang kita lakukan sangat melelahkan dan tidak ada hasilnya (sedih banget ini). 

jadi mutqin adalah salah satu hasil dari proses panjang yang membutuhkan kesabaran ekstra, ada peran hati yang begitu menentukan. Ikhlas dan tadhiyah!

nah kalo kak Saudah mengartikan mutqin adalah ketika kita enjoy dengan Alquran itu, murojaah bisa kapan saja dan tidak terganggu meskipun kita dalam kondisi hectic sekalipun. lagi kegiatan kuliah, kepanitiaan, dll. kita masih bisa murajaah sembari beraktivitas itu gaes. gak perlu dlu buka2 juz quran yang bakalan kita murajaah. tapi dia langsung bunyi gitu. misal nih lagi nunggu registrasi saat jadi panitia, yasudah sembari murajaah juz 5 misalkan. ia lakukan tanpa harus dlu mempersiapkannya. langsung baca itu juz 5. nah itu definisi dari kak saudah yaa.. apa itu mutqin. 

bisa dibayangin gak sih nikmatnya hidup seperti itu, menjadikan Alquran sebagai sebaik-baik dzikir. sehingga apa yang ada di kepala itu cuman Quran Quran... masya Allah.. Allah ngejaga pikiran kita, ga bakalan sempet hasad sama orang, julidin orang, apalagi maksiyat besar lain. yang ada dipikiran dia adalah bagaimana bisa terus inget Allah dan tetep melakukan amal solih di masyarakat. aaah ini daebak parah!. 

Pernah juga sih aku dapet mentor ustadah.. Beliau juga hafidzah. ketika memiliki anak, beliau kalau lagi ngasuh anaknya, sembari nidurin anaknya, dilakuakn sembari murajaah. karena kalo sambil pegang mushaf pasti selalu ada gangguan. maka cara yang paling ampuh adalah dengan murajaah yang telah kita tempa sejauh waktu itu. beliau sudah mempersiapkan murajaah sebelum menikah agar kelak ketika berumah tangga, tinggal menikmati dari proses tempaan murajaah yang super ekstra. jelas waktunya semakin berkah dari ustadzah ini. anak-anak yang tumbuh pun masya Allah, berkah Quran menjadikan anak-anaknya kelak pun mewarisi kesolihan orangtuanya. 

intinya kalau mau menikmati hafalan seperti itu, tanpa harus membuka mushaf, pasti dilalui dengan proses yang amat panjang. karena mutqin adalah hasil. Hasil ini adalah hak preogratifnya Allah. kalau kita sudah berusaha semaksimal yang kita usahakan. maka Allah itu melihat prosesnya, bukan hasilnya. insyA Allah proses kita sudah dinilai sama dengan syaikh Ahmad Elmasrwy yang mutqin hafalannya itu seperti kita membaca alfaatihah. beliau sudah 40 tahun tidak pernah melihat mushaf saking sudah lancarnya hafalan beliau. itulah hasil yang beliau dapatkan dari proses yang beliau lalui. 

Nah kita lanjutin cerita kak Saudah ya. beliau juga berbagi ilmu dan pengalaman bagaimana beliau menuju mutqin tersebut. sebelumnya beliau menjelaskan tentang macam-macam mutqin bagi penghafal quran. mutqin itu bisa pada tilawahnya, hafalannya, keilmuannya dan yang paling akhir adalah mutqin pada pengamalannya. nah point terakhir inilah yang harus menjadi tujuankita. bagaimana bisa mengamalkan Alquran dari apa yang telah kita hafalkan. 

lalu bagaimana sih kak Saudah menuju mutqin itu? 

nah ini adalah part pengalaman yang bisa kita tiru nih gimana caranya kita bisa meunju mutqin!

Teknis Muraja’ah ala Kak Saudah Tsabita dengan Syaikh Ibrahim Amin di Giza (Mesir)

  1. Terulang dalam satu pekan.  jika 30 juz maka sehari 5 juz. Jangan dipaksakan, kalua memang belum bisa bilhgoib (tanpa melihat). Lakukan Bersama jika ada partner. Jika tidak ada partner maka coba pake murottal bareng syaikh.
  2. Belajar mutasyabihat. Ada tips untuk mutasyabihat, memang harus punya guru Quran nih biar mudah hehehe
  3. Keberkahan di sepertiga malam.  Syaikh Ibrahim Amin, menyarankan untuk murajaah 1/3 malam atau waktu pagi
  4. Setoran (sebagai pendukung).
Jadi bagi kita yang masih sangat terpental jauh ini. kayaknya harus dicoba ya merutinkan 5 juz sehari. ya ALLAH kok berasa ramadhan (hiks). dilakukan pada 1/3 malam, kalo sudah lancar bisa dipakai buat solat qiyamul lail kalo kata ustadz mah. nah bagusnya juga kita bersama partner biar ga ngerasa berjuang sendiri. lah gimana kalo ga ada partner, macam aku yang anak kost-an. Bisa dong pasang murattal syaikh Hushori. syaikh ini yang paling direkomendasikan bacaanya oleh para syaikh di mesir loh. kapan lagi kan kita murajaah bareng syeih hehhehe. 


salah satu bacaan beliau. 

nah gaes berikut ada sharing juga dari ustadz Abdul Aziz terkait murajaah Alquran. semoga makin semangat ya

  1. Hidayah mau menghafal itu sangat mahal. Jangan smpai putus di tengah jalan.
  2. Apa yang dirasakan oleh asyaikh, adalah 30 juz sperti alfatihah.
  3. Bagi kita yang penting usaha yang tidak pernah berhenti. Insya Allah. ALLAH  mencatat kita seperti beliau.
  4. Kendatipun bab kemampuan seprti itu tdk terlepas dr يبسط  ويقدر bisa sempurna atau sebagiannya.
  5. Pada akhirnya di sisi Allah, semua penghafal yg terus berusaha sana mulya di sisi Allah.
  6. Kendatipun di dunia. Ada yg sdh mampu meng-alfatihahkan alquran 100%, 50%, 25% Allah tdk akan menyia2kan usaha2 hambsNya.
  7. Jadi terus murojaah, jgn pedulikan hasil. Saat2 sehat , waktu luang, gunakan jurus min 5 juz.
  8. Smpai jiwa kita sdh ga peduli apa kata orang, mutqin or not, yg pnting  Allah sd melihat dan mendengar murojaah kita yg اناء الليل وءاناء النهار
  9. Terus berusaha. Smp jiwa kita merasa bhw ternyata puncak  mnghafal itu, infestasi akhirat.
  10. Jgan terlalu lama saat futur, malas, bosan.  Segera bangkit.  Usahakan dlm sesingkat2nya.
  11. Pda akhirnya yg berprestasi di sisi Allah adalah istiqomah. مع القران ختى الموت bkn yg lain.
  12. Jgn ada kecil hati, kesel, putus asa......pd hal sdh diberi hidayah  bersibuk2 bersama Alquran.



Foto Momen Kebersamaan Bersama Alquran, 2016 di salah satu hotel di Cilegon, Banten

Sabtu, 26 Juni 2021

ketika hasad menyapa kehidupan

 

Penyakit Jiwa (HASAD/dengki)

kajian Afaat 'ala thariq

ustadz Abdul Aziz, AR, Lc, Alhafidz. 

Begitu besar penyakit ini. Hasad oleh para ulama disebut dengan siddatul asa wa zawali nikmatal ghair. Maksud istilah itu adalah merasa terganggu dan menginginkan nikmat orang lain itu sirna. Ketika nikmatul ghoir itu tdk berdampak bagi kita, hanya sebuah keinginan saja maka itu disebut ghibtoh. Contoh ya Allah mobilnya dia kok bagus, saya ingin seperti itu karena dengan mobil itu bisa digunakan untuk jalan dakwah. Kalau hasad, jiwa kita merasa kesal, dibawa dengan rasa suudzon “jangan-jangan menjadi ketua itu karena ada factor kedekatan dengan atasan”, kemudian diikuti dengan pembangkangan yang lainnya.

Hasad itu bisa menghabiskan kebaikan-kebaikan, menggerogoti pahala amal solih. Dengan hasad  maka lahir suudzon, tidak rela dengan takdir Allah, ada sakit hati pada hamba Allah. Apalagi kalua sampai bentuk perbuatan. Hatinya sakit, perbuatannya adalah maksiyat. Hasad bagaikan api yang melumat kayu. Maka pentingnya manusia bermakrifat pada allah sebaik-baiknya. Yakin pada allah pada dirinya bisa diisebut waasi’al fadl. Bahwa pada dirinya Allah memberikan karunia luar biasa, adapun kenikmatan org lain yang blm kita miliki adalah alfaqdu… (manusia punya nikmat yang tidak sama). Inilah hakikat dunia. Hanya syurga yang apa kita inginkan akan punya.

Di dunia otomatis kita gak mungkin memiliki semua yang kita inginkan. Ketika allah memberikan saudara kita ada punya rumah, mobil, smeua ada. Sementara kita tidak punya. Bisa jadi kita tiidak punya rumah, tapi allah memberikan kita kesehatan yang tidak mengeluarkan biaya besar, bisa jadi allah berikan kebahagiaan yang banyak, anak yang sehat, dll. Tidak mungkin manusia itu punya semuanya atau tidk punya semua. Maka pentingnya makrifatul ni’am. Harus tau nikmat-nikmat yang Allah berikan.

Nikmat mau menghafal ini adalah salah satunya. Meskipun tidak hafal, hafal, dll. Maka kendatipun kita para penghafal quran, hasad itu mungkin saja masih memiliki hasad.  Maka hal itu dapat mengecilkan diri kita. Padahal kita sudah memiliki kemuliaan yang begitu besar. “laqad anzalnaa … fii dzikrukum”. Dalam diri ada kemuliaan berupa Alquran. “qul bifadlillahi wabirahmatihi”. Maka seharusnya bangga dalam arti bersyukur. Manusia yang telah mendapat hidayah alquran, maka akir hidupnya lebih baik daripada orang terkaya di dunia ini. Isnya Allah terbukti saat sakaratul maut. Sebegitu agungnya nikmat alquran dari allah. Maka aneh jika sudah rajin hafal quran, tetapi kita masih hasad ketika melihat saudaranya. Perlu kita ketahui bahwa Aselinya kebahagiaan adalah ketaatan pada Allah, bukan kedudukan, dah harta. Itulah kalo kita faham nikmat allah. Jangan pernah merasa ditinggalkan oleh Allah. Orang yang seperti tiu bisa jatuh dalam kekufuran. “dengan adanya hasad pada penghafal Quran, sejatinya mengecilkan apa-apa yang sudah Allah berikan berupa keagungan dalam dirinya. janganlah mengagungkan apa -apa yang dikecilkan oleh Allah”.

Disisi lain ketika manusia diberi kelebihan tertentu maka bisa mengalami hasad dari org lain. Maka harus seimbang antara yang hasad dan dihasadi. Bagi yang tidak hasad, maka harus bijak melihat nikmat dari orang lain. Maka penting mempelajari afatu ala tariq ini sebagai solusi bagi yang dihasadi dan terhinda rdari sifat hasad.

Hadist rasul saw yang mengatakan “laa hasada illa fitnatayn”. Nah ketika melihat orang lain yang lebih, maka kita harus belajar Merubah keinginan menjadi doa kepada Allah dan membuat kita muhasabah tidak mungkin sampai dititik itu kalua bukan karena Allah. Makin kagum sama Allah. Misal ada orang yang jenius dibidang ilmu lalu digunakan untuk islam. Maka kita ingin seperti itu. Action kita adalah berdoa agar memiliki ilmu tersebut dan semakin kagum bahwa Allah memberikan kehebatan itu pada orang itu (inilah disebut dengan ghibtah).

Hasad sangat dibenci oleh Allah, dibalik hasad ada banyak penyakit yang menyertainya. Penyakit hubbuddunya, dll. Dialah akhlaq madmumah.

Hidup ini tidak dituntut untuk lebih hebat dari orang lain, tapi dituntut untuk lebih baik dari diri kita sebelumnya. Konsentrasi settingan dari Allah agar kita lebh baik lagi. Mansuia tidak akan dishisab atas diri orang lain. Kita akan dihisab diri sendiri.

Penyebab hasud

1.      Masih menganggap dunia ini terlalu berharga untuk didamba-dambakan. Takatsur harusnya dalam urusan akhirat. Kalua kita terusik maka bahaya. Jangan sampai kita gak rela dunia ini diberikan seakan akan kepada orang lain, sedangkan Allah blm memberikan dunia kepada kita. Lalu kita jadi benci, dan suudzon pada orang lain. Orang ini tidak terlepas dari cinta dunia dna lupa akhirat. Tidak akan berhenti orang ini kalua belum ketemu dengan kubur. Solusinya adalah hendaklah kita sering ingat mati, ziarah kubur. Kenikmatan dunia tidak ada apa-apa kecuali untuk kepentingan akhirat. Orang yang hasud itu, orang yang mampu menyakiti, tapi pada akhirnya Allah akan hinakan org hasud untuk gagal dalam hasudnya. Seperti kisah nabi Yusuf as. Orang yang punya kelebihan, seakan aman dari hasidin, maka dengan hadisidn, seorang mahsud lebih mulia dan hasidin terhina di sisi Allah. Saudara yusuf yang menganggap yusuf lebih dicintai sehingga membuat mereka harus jatuh pada maksiyat. Menyakiti orang tua. Awalnya ketika ada penilaian bahwa adanya perasaan yusuf lebih dicintai oleh ayahnya. Itulah cikal bakal lika liku kehidupan yang luar biasa yang diawali dengan hasidin. Ketika Allah mengatakan “walamma asyuddahu..” ketika yusuf remaja allah berikan hikmah dna ilmu, menunjukkan bahwa ketaatan pada allah sedini mungkin akan menghasilkan ilmu dan hikmah kepada mansuia. Itulah perjalanan nabi yusuf sampai akhirnya allah pertemukan lagi tanpa kesadaran sudara-saudaranya kembali.



Sabtu, 19 Juni 2021

Menjadi Muslim Produktif dan Berilmu

 

Menjadi Muslim Produktif dan Berilmu

Dr Haifa Younis

Lahir dan besar di irak, karena beberapa hal pindah ke London. Sebagian besar keluarga di US, lalu pindah ke US dan menjadi dokter di sana. Kemudian beliau melanjutkan ke Arab Saudi untuk belajar Syariah dan melanjutkan hafalan Alqurannya. Kemudian 2017 kembali ke US dan mendorong dakwah di US.

Menjadi Muslim yang Produktif

Muslim itu ada kaitannya dengan rukun islam yang 5 dan hadist di bawah ini:

Hadist di bawah ini tentang bagaimana hubungan kita dengan manusia. Bagaimana manusia itu merasa aman dan nyaman dengan lisan dan tangan.

الْـمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْـمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. al-Bukhari no. 6484 dan Muslim no. 161)

Sedangkan kaitan dengan hablum minallah terdapat dalam QS. An Nisa: 125. Apakah kita tulus tunduk hanya kepada Allah?.

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya)”. (QS. Annisa: 125).

Produktif adalah sesuatu yang dihasilkan. Produktif muslim adalah seorang muslim yang menghasilkan suatu karya/ produk.

Pertanyaannya, "apa yang kita berikan kepada sekitar sebagai muslim? untuk kebaikan dunia dan akhirat?"

Apa yang membuat kita berbeda dengan non-muslim dalam sudut pandang umat muslim produktif?. Produktif muslim adalah ketika manusia itu seperti yang Allah inginkan. Allah ingin muslim itu menjadi hambaNya. Dulu ketika Allah menciptakan manusia, “ya Allah kenapa engkau menciptakan manusia yang manusia itu berbuat kerusakan?”. Maka produktif muslim adalah orang atau manusia yang Allah harapkan sebagai khalifah.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS: AL Baqarah : 30).

Khalifah berperan untuk menjadi pembawa pesan kebaikan, keharmonisa, dll. Lalu bagaimana dengan peran kita?. Kita sebagai perempuan, apa peran kita di bumi?. Wanita apapun perannya, semuanya bisa menjadi produktif?.

Produktif itu tidak tergantung dari posisi kita saat ini. Semua bisa menjadi produktif dengan caranya sendiri. Yang saat ini berposisi menjadi seorang ibu rumah tangga, sangat mungkin untuk jadi produktif. Terlebih bagi mereka yang memilih menjadi seorang pelajar, dokter, dll.

Lalu Bagaimana caranya? Kita semua sama, kita semua punya 24 jam. Tapi bagaimana kita memanfaatkan waktu kita?. Hal pertama yang harus kita perhatikan dalam melakukan sesuatu adalah NIAT. Apa tujuan / alasan kita melakukan suatu pekerjaan?

ِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya, dan setiap orang tergantung apa yang diamalkannya. Dan barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasulnya maka ia berhijrah karena Allah dan Rasulnya” (Hadist Bukhari and Muslim).

NIAT. Sebelum melakukan semua pekerjaan. Coba evaluasi, Mengapa aku melakukan hal ini? untuk siapa? selalu dan selalu minta tolong Allah untuk ditunjukkan untuk mendapatkan niat yang benar. Dengan niat ini akan menghasilkan keberkahan dalam hidup.

Hal kedua, maka lakukan dengan prioritas.

Melakukan pengukuran diri, mana yang lebih penting dan lebih bernilai.

Hal ketiga, tidak membandingkan diri dengan orang lain.

Jangan bandingkan produk diri kita dengan orang lain. Bandingkan dengan nilai produktivitasnya saja. Misal seseorang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, maka produknya adalah bagaimana menghasilkan anak-anak yang solih, dll. Jangan bandingkan dengan ibu yang berkarir, yang mungkin produknya akan berbeda dengan kita.

Lakukan pekerjaan / produk yang membuat Allah ridho sesuai peran kita masing-masing.

Bagaimana kita menghabiskan waktu dengan efisien?

Produktif itu bagaimana waktu 5 menit bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dibandingkan harus berlama-lama sampai 20 menit. Itu buang2 waktu.

Meminta kepada Allah agar waktu kita penuh keberkahan.


jazakunnallah khoiran kepada penerjemah mb Liana dan mb Norita. 

 

 

 

takut yang positif

 

Rasa Takut pada Allah

Apa yang disabdakan oleh Rasul SAW “di padang mahsyar nanti manusia akan dipayungi oleh Allah. Yakni ada 7 amal/golongan”. 7 amal itu difaktori karena karena takut pada Allah.

1.    Imam yang adil. Imam yang senantiasa berbuat baik kepada rakyatnya. Siap susah demi kebahagiaan rakyatnya. Takut menyakiti rakyatnya sekecil apapun. Jangankan pada rakyatnya, bahkan pada kedelai rakyatnya pun takut menyakiti. Begitulah Umar bin Khottob. Beliau takut dengan Allah atas pertanggung jawaban kelak di yaumil mashsyar. Menghilangkan peluang takut pada mahluk demi takut pada Allah swt. Rasa takut pada Allah akan dengan cepat mengahasilkan ampunan dan pahala yang besar.

Ayat-ayat yang menunjukan rasa takut pada Allah, akan diberikan catatan “ghaibi”. Kata ini menunjukkan adanya peluang besar. Pejabat yang solih tidak terlepas dari semangat takut bilghaib. Para ulama menafsirkan dengan 2 tafsiran.

a.    Ghaibà meskipun Allah belum pernah dilihat hanya diyakini, ancaman dan janji belum pernah dilihat, tetapi karena yakin, maka itulah yang menghasilkan khosyah dalam diri manusia

b.    Ghaibà peluang berbuat jahat seluas-luasnya. Apakah saat sendiri atau karena kesempatan. Peluang ini untuk bermaksiyat lalu diubah jadi ketaatan, maka akan diapresiasi pahala yang besar dari Allah. Tidak mungkin dilakukan oleh manusia kecuali dengan rasa takut pada Allah swt.

2.    Manusia yang masih muda, tetapi masa mudanya digunakan untuk taat pada Allah. Saat muda berpeluang untuk berbuat maksiyat. Justeru masa muda dihabiskan untuk taat pada Allah swt. Anak muda yang qiyam 1 juz, tilawah 10 juz, dll. Tidak mungkin dilakukan kecuali takut pada Allah

3.    Laki-laki yang merindukan masjid. Kenapa masjid dirindukan?. Umumnya manusia tidak tertarik. Orang yang terpaut hatinya dengan masjid justeru melakukan amal yang tahjir/ tadzkir/ ribath. Berangkat ke masjid jauh sebelum tiba solatnya, semata-mata karena takut pada Allah swt. Kalua saja manusia tau fadilah tahjir, maka manusia akan ke masjid meskipun dengan merangkak

4.    Dua manusia bersahabat akrab. Berakrab dalam amal solih. Amal ini menjadi special karena Allah

5.    Laki-laki yang punya peluang berzina. Zina-nya aman, gratis, berkelas, bahkan dengan zin aitu dapat uang, tetapi karena takut pada Allah. Ia tinggalkan perbuatan zina tersebut.

6.    Laki-laki yang berinfak dalam kerahasiaan sampai tangan kiri tidak tau apa yang diinfakkan. Amal-amal yang hanya diketahui oleh dirinya dan Allah. Kalua bukan karena takut pada allah, buat apa berinfak kalo tidka ada yang tau, jauh dari pencitraan, dll. Sampai ornag mengatakan “tidak pernah infak”. Infak harus ada sesi rahasia dan terang-terangan.

7.    Seseorang yang meneteskan air mata karena takut pada Allah swt

Ketujuh amal ini karena rasa takut yang positif. Memberikan dampak dalam kehidupan manusia.

Fungsi alquran sebagai tundziruà menghasilkan takut pada Allah. Ketika mendengar ayat-ayat Allah, maka yang terfikir adalah maskud dari kandungan ayatnya, bukan hanya komentar tentang bacaan orangnya. Contoh: saya belum mampu melaksanakan ayat itu, dll.

 

Rasa takut dikaitkan dengan kata ghaib.

Kata ghaib bergabung dengan syahadahà manusia siap meyakini apapun yang ghaib. Tentang hisab, sirath, dll. Meskipun tidak pernah melihat, tetapi  dengan aqidah, maka sangat yaqin. Lalu bagaimana dengan ayat yang tidak ada kata ghaib?, maka betapapun ada ayat yang non ghoib, maka ayat goibnya sudah terimplisit dalam ayat itu. Takut pada Allah dengan ghaob itu penting. Takut pada allah dengan pemahammnya sendiri. Takut pada allah terlihat dalam kegiatannya. Takut pada allah harus dengan praktik. Dalam alquran, ayat tentang takut ada yang kata ghaib dan tidak. Semakin banyak amal semakin takut pada allah. Rasa takut dengan dua istilah. Musyfiqun dan wajilah. Dlm qs al-mu’minun. Orang2 seperti itu punya amal dengan kesegeraan.

Rasa takut pada Allah dikaitkan dengan kata Rahman

Ketika takut pada Allah, maka sifat Allah adalah Rahman. Nabi Ibrahim ketika dakwah pada ayahnya supaya takut pada Allah dengan azabnya dnegan kata Rahman. Ketika manusia mau takut pada Allah, maka dirinya akan banyak menikmati rahmatNya Allah.  Takut pada Allah justru akan emndapatkan rahmat allah yang banyak. Allah sangat menyayangi hambanya yang sangat  takut. Inilah yang harus difahami ketika tadabur qs arrahman. Kata Jannah dalam surat itu orang yang takut akan mendapatkan dua Jannah. Adapun yang punya amal lain atau tdk punya rasa takut (amalnya dibawah rasa takut) juga akan punya dua jannah. Hanya dibedakan dengan fasilitas. Jannatan karena khofaà tanamannya itu memiliki keragaman yang sangat banyak, tidak hanya sekedar rindang, ada buah, bunga, merambat, dll. Sedangkan kata “mudhammatan” yang digambarkan adalah kondisi syurga dengan pepohonan yang rindang, tetapi tidak seperti afnan. Itulah pembeda untuk orang-orang yang memiliki rasa takut. Fasilitas airnya pun berbeda. Kalua yang punya rasa takut, punya dua mata air yang baru keluar dari sumbernya. Sedangkan yang satunya air mancur saja. Kondisi buahnya berbagai macam.

Agar memiliki makna memotivasi. Jangan sampai tidak takut pada Allah padahal Allah sangt luas rahmatnya. Iming-iming allah maha Rahman, harusnya membuat manusia untuk punya rasa takut pada allah.

Rasa takut dengan istilah isyfaq

Isyfaq rasa takut yang tidak terlihat. Tapi bisa menghasilkan rasa takut pada Allah.

Rasa takut dengan wajilah

Rasa takut dengan spontan. Cukup dengan disebutkan saja sudah punya rasa takut. Banyaknya amal solih dilakukan maka manusia akan lbh mudah takut pada Allah.

Macam-macam istilah takut: khuf, khosyah, isyafaq, wajilah, irhab, dll. Rasa takut ini harus tersebar dalam kehidupan manusia dengan berbagai macam sector. Yang di politik, takut pada allah, yang berjuang di dunia dakwah takut pada allah, dan sekotr semuanya,

 

Akan menjadi afat ketika khosyah tidak ada dalam diri. Pelaku bisnis tidak ada khosyah, pelaku akademik tidak ada khosyah, maka kehidupan akan rusak. Teruslah evaluasi diri agar kita memili rasa takut pada Allah.

 

Minggu, 13 Juni 2021

takut yang dibenarkan

 

Takut yang Tercela

Allah menjujung orang yang punya dua rasa takut yaitu rasa takut pada Allah dan rasa takut pada hari kiamat. Rasa takut pada Allah muncul karena mengenal Allah yang mendalam. Sedangkan rasa takut di hari akhir, karena khawatir akan kondisinya kelak.

Rasa takut ada yang disebut isyfaq. Dalam quran surat al-maarij, dan al-mu’minun (57). “Walladziina rabbahum yusfiquun. Yu’tunna aataahum”. Itulah khouf yang rasa takutnya jenis isyfaq yaitu positif. Rasa takutnya diarahkan pada Allah ataupun takut pada adzab Allah. Sama halnya dengan quran surat anbiya ayat 49. Di mana letak khosyah pada kata isyfaq?. Ilustrasinya seperti ini  Sebuah informasi misalnya “jangan ke Bandung, di sana banyak pencuri, dll. Maka yang menerima informasi langsung takut dan tidak berani ke Bandung. Padahal belum dibuktikan, tetapi karena pemberi infrormasinya orang terpercaya, maka tidak perlu dibuktikan. Nah seperti itulah sifat  musyfiq bagi orang beriman kepada Allah swt. Orang beriman itu percaya pada Allah, maka apapun informasi dari Allah tentang hari akhir, dan lainnya maka manusia langsung percaya, tidak perlu dibuktikan lagi karena Allah yang langsung memberikan informasinya.

Rasa takut yang sering kita alami juga adalah rasa takut basyariyah (manusia). Contohnya adalah takut akan gelapnya malam. ini adalah hal yang wajar, namun akan menjadi negative, jika karena takutnya kepada gelap akan mengurangi amalnya dalam melakukan amal solih. Seperti halnya malam pukul 03.00 lalu kebiasaannya adalah tahajjud, namun karena lampu padam, lalu dia takut dan akhirnya tidak tahajjud. Maka berusahalah untuk melawan rasa takutnya. Maka cara mengatasinya adalah perbanyak membaca tasbih.

 

Sabtu, 05 Juni 2021

apakah kita termasuk orang yang dzolim?

 

Kajian kitab afaatu ‘ala taariq

Kedzaliman

Berikut adalah kategori yang disebut dengan orang dzolim

      Apabila menjerumuskan orang lain yang tidak bersalah yang akhirnya orang yang tidak bersalah dihukum.

2.   Meninggalkan komunitas kebaikan. Apabila mengumpul komunitas baik x, tetapi karena merasa tidak cocok, lalu mengabaikan. Maka ini bisa disebut dengan perbuatan dzolim. Menyatukan diri dengan komunitas yang baik adalah salah satu cara agar manusia menjadi baik. hingga Allah mudahkan masuk ke syurga. Masuk syurga itu tidak sendiri, tetapi berama-ramai (zumaara/ rombongan). Penting hidup ini harus berkumpul dengan orang beriman. Adapun kekurangan dari setiap individu, tidak masalah, jangan kecewa.

3.      Orang yang menghalangi masuk ke masjid. QS. Albaqarah 113

4.  Orang yang menyembunyikan ilmu. “wa man adzlamu min-maniftara ‘alallhi kadzibaa”. Sebisa mungkin harus punya sarana menyampaikan ilmu. Walaupun sekecil mungkin. Usahakan sampaikan ilmu meskipun hanya segelintir orang, 1 orang pun. Rasulullah mengatakan “mengajarkan orang mendapatkan hidayah, maka mendapat pahala besar, onta merah”. Orang yang katamaa syahdatan adalah orang yang dzolim.

5.      Orang yang makan sesuatu yang haram (dzat dan proses/ cara)

6.      Dzolimnya suami kepada istri. Ini lebih besar dzolimnya. Wanita itu lemah, maka dibalik lemah lembutnya/ keterbatasan, Allah ingatkan bahwa itu bukan untuk diskaiti, tapi potensi diri wanita itu keluar, yaitu mendidika dna merawat anak-anaknya. Maka berat pekerjaanya jika sudah merawat dan mendidik, tetapi malah harus di dzolimi. Jiwanya tidak akan Bahagia. Maka dzolim kepada wanita/ istri menjadi lebih besar dosanya. “walaa tumsikuhunna diraran walaa taftaduu”.

7.      Orang yang tidak sengaja membunuh. Tetap tersebut kedzoliman. Nabi musa as setelah membunuh, musa mengatakan “rabbi ini dzalamtu nafsi.. “. Kalua baca surat al-araf ayat 149, bahwa kaum nabi musa setelah berbuat salah yang diminta adalah rahmat dulu baru ampunan. Rahasianya adalah bentuk dzulumnya. Ketika bentuk pelanggarannya lebih besar, maka manusia seharusnya minta rahmat dlu baru ampunan. Karena apa yang dialami bani israil adalah kemusrikan. Menjadikan perhiasan anak sapi sebagai berhala. “wa man adzlamu min maniftara alallahi kadziba”. Orang yang tidak mau diingatkan untuk melaksanakan alquran disebut dzulum.

 

 Pemicu berbuat dzalim adalah

Tidak memuliakan/ mengenal Allah swt dengan sebaik-baiknya. Tidak taat pada Allah dianggap hal biasa saja. Ketika tidak ada ma’rifatullah maka hidupnya tidak ada yang dikhawatirkan. Rasulullah selalu berdoa “ya Allah berilah diriku ini untuk senantiasa takut kepada mu. “allahummaqsimlanaa min khsasyatika”. Ini sekelas rasul selalu meminta doa dengan ini apalagi dengan kita. Ini harus menajdi pelajaran buat kita.

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ ،

وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ،

وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا ،

وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا ،

وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ،

 وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا ،

وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا ،

 وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا

Artinya...

“ Ya Allah, berikanlah kami bagian dari sifat takut kepadaMu yang dapat menghalangi kami dari perbuatan-perbuatan dosa kepadaMu,  dari ketaatan kepadaMu yang akan menyampaikan kami ke surgaMu,  dari keyakinan yang akan meringakan musibah-musibah dunia pada kami. Tolonglah kami menghadapi mereka yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan musibah kami berkenaan dengan agama kami.  Janganlah Engkau jadikan dunia sebagai keinginan terbesar kami, dan puncak pengetahuan kami.  Dan janganlah Engkau jadikan penguasa kepada kami orang yang tidak mengasihi kami”

(HR At Tirmidzi dan Nasa'i)

Solusi dari kedzaliman adalah “tarbiyah Alquran, dekat dengan Alquran”.

motivasi beralquran (fitrah nabawiyah dalam menghafal quran)

Kenapa Haafidz Quran itu sangat diistimewakan oleh Rasulullah saw? Karena mereka lah yang dekat dengan Allah swt, bagaimana lisan mereka sen...