motivasi beralquran (fitrah nabawiyah dalam menghafal quran)

Kenapa Haafidz Quran itu sangat diistimewakan oleh Rasulullah saw?

Karena mereka lah yang dekat dengan Allah swt, bagaimana lisan mereka senantiasa berdzikir kepada Allah swt melalui hafalan AlquranNya. Bukan semata kemampuan otaknya yang bagus dalam menghafal Quran. Namun mereka-mereka yang senantiasa menyiram ruhnya dengan Quran, komunikasi dengan Allah swt (ilaihi yas'adu kalimatu toyyib), energi Iman lah yang seharusnya menjadi motivasi utama. 

maka Apabila sedang malas, usia dan lain-lain maka ingatlah Rasulullah dalam mengisitimewakan para penghafal Quran. Abdullah ibnu Maktum, adalah contoh sahabat yang tidak berdaya (tuna netra) tetapi semangatnya dalam mencari ilmu membuatnya senantiasa berdaya. 

kemuliaan yang diberikan oleh Rasulullah saw sangat banyak yang diberikan kepada ummatnya. 

Berikut fitrah nabawiyah menghafal quran

1. Kita harus iri sama orang yang punya hafalan quran yang banyak. keunggulan rahmat dan akhirat. berkeninginan lah beberapa persen meskipun tidak mencapai 30 juz. ini lah yang pantas didambakan. (hamba Allah yang mampu berAlquran; Orang kaya yang banyak beramal dengannya). kita mendambakan orang-orang itu. Allah menilai diri kita jika kita juga berkeinginan. Menghafal Quran bukan karena hobi semata, kemampuan menhafal semata. 
2. Menjadi manusia yang permanen menghidupkan waktu malam. Bagi orang-orang tertentu, malam itu bagaikan kebutuhan utama. Dimulai dengan latihan bangun, latihan berdiri banyak. Bagaimana Rasulullah saw menghabiskan qiyam dengan surat Albaqarah-annisa. Hidup ini harus diperbanyak pengalaman-pengalaman taatnya kepada Allah swt. Milikilah pengalama pahit yang berujung manis. pengalaman pahit itu semisal menghafal quran. sulit nempel, takut musyrifah, dll. 
3. QS. Alfurqon: 30. Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada yang lebih sedih dari Rasulullah saw, ketika umatnya jauh dari Alquran. Quran akan menjadi aksiomatik bagi diri kita. 

Energi dari QS. Ali-imran

ayat 33, 68, 81, 144

Tertanam dalam dirinya untuk semnagat mengikuti Rasulullah SAW. Baik Rasul saat bersama kita maupun tidak. Meskipun kita tidak bersama Rasulullah SAW secara fisik, tetap kita bersykur. Karena kita masih diberikan keimanan kepada Rasulullah SAW. Rasul memuji kita "generasi yang tidak pernah bertemu namun tetap beriman kepada Rasulullah saw". (qs. ali-imran: 144). Imanmu kepada rasulullah adalah lebih kepada ikatan aqidah bukan ikatan fisik. 

Kata Muhammad terdapat dalam Ali-imran, Al-ahzab dan Fathir. 

to be continued....