Sabtu, 09 Oktober 2021

Menua Bersama Alquran

Bismillah

Bertemua dalam ketaatan (MQAN-RT 2, 2019)

Diawali sebuah kisah... bahwa tema ini mengajarkan kita bahwa jangan sampai kita hanya mengenang masa lalu dari kebaikan kita. jangan sampai amal2 solih itu menjadi mantan dalam kehidupan kita. "mantan orang solih". maka teruslah beramal. "janganlah kamu membatalkan". Maksud dari membatalkan adalah menghentikan amal. dalam qs. an-naml, adalah lambang 'dekat dekat syurga lalu membatalkan diri'. janganlah menjadi wanita yang menenun lalu melepasnya satu per satu. maka seharusnya semua penjelasan dalam alquran membuat kita terus menerus semua dalam ketaatan pada allah swt. 

"innamal a'maalu khowaatimiha". sesungguhnya beramal itu tergantung dari optimisnya/akhirnya. sesungguhnya bisa saja seorang itu beramal jelek, tetapi bisa masuk syurga. tidak menjadi repelita yang umum. disesuaikan dengan rintisan yang dilakukan manusia itu. kalau merintisnya kebaikan, umumnya berakhir baik. agar kita terus bermunajat pada allah agar ditumbuhkan dijalan yang baik sampai tiba usianya. 

"yaa muqollibal quluub". bukti ketaatan pada Allah, menua dalam taat. Kalau yang solih saja belum tentu khusnul khotimah apalagi yang tidak solih. maka kita harus bersyukur dan mujahdah dalam ketaatan pada Allah swt. 

Harus ada perasahaan sedih ketika jauh bersama Alquran. Jauh dari amal-amal solihnya. Berarti jauh dari "falyafrahu". kehilangan sedikit saja "yahzanu". Karena semua manusia tidak ada yang ingin sedih. maka solusinya adalah segera beramal solih itu. 

"hal ataaaka haditsul ghasiyah".. 

Allah menjelaskan bahwa mereka masuk neraka padahal mereka sudah beramal dengan sangat capek "amilatun nasibah". ternyata mereka itu beramal karena tidak beriman, tidka ikhlas, tidak didasari dalil (bid'ah). nasibah itu dair kata nasoba (capek). ayat ini menjelaskan mereka yang dalam kemusyrikan saja siap menua bersama kesyirikannya, maka sungguh aneh jika ada orang beriman jika tidak siap amilatun nasibah. padahal dalam dirinya ada dasar amal yang membuat dirinya diterima oleh Allah swt. 

Siap melelahkan diri dalam ketaatan pada Allah swt. kelelahan ini bisa jadi akan terasa enteng, terjangkau misal tilawah 5 juz per hari. namun ada kondisi tertentu, qs. fatir 33. "sabiqun bilkhoirat". ahlul jannah itu tidak lagi sedih dan capek. nasob (capek fisik), lughub (capek hati). maka pentingnya menua bersama sebuah ketaatan pada Allah swt. Perubahan fisiknya akan termuliakan karena terpakainya fisik kita dalam ketaatan pada Allah swt. contoh: seorang petinju mengalami parkinson. ada seorang ustadz sudah almarhum mengalami parkinson juga (aktifnya dalam berdakwah, aktif menghafal quran), makka beda di sisi Allah swt. kondisi sibuk bisa berpengaruh pada fisiknya. 

Menua bersama Alquran memiliki berbagai macam nilai keimanan yang variatif. menua bersama Alquran, bertahannya apa yang disebut dengan "sobirina wa sobirat". Orang yang dipuji oleh Allah dalam QS. Alahzab itu tidak saja menjadi orang sabar tetapi juga orang yang sodqin/sodiqat. Orang yang yaqin dengan ganjaran Allah contoh: saya yaqin dengan Alquran ini akan menyelamatkan saya. adanya kesungguhan dalam menjemput janji2 Allah swt. 


مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌۭ صَدَقُوا۟ مَا عَـٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًۭا

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya), [Surat Al-Ahzab (33) ayat 23]

sadiqin: fiqrah

sabirin: aksinya 

Allah memujinya baik yang sudah wafat maupun belum. ketika meninggal disebut "qadha nahbahu". aslinya tuwuffiya. kenapa Allah ganti dengan nahbahu?. karena meninggalnya masih dalam semangat amal solih. masih berstatus dalam kebaikan yang bergelayut dalam dirinya. meskipun dalam tercapainya cita-cita amal solih itu. 

orang yang masih hidup disebut "wa minhum man yantadir". ketika hidup masih dalam ketaatan, dakwah, tarbiyah, lalu ia bersabar. masih tetap becita-cita, mengusahakan niatnya terwujud. maka Allah membeirkan balasan. maka naudzubillah mereka yang tidak sodiqin dan sabirat, indikasinya adalah kemunafikan. 

dengan adanya menua ini adanya tazkiyatun nafs "qad aflaha man tazakka". ketika hati yang suci, maka akan lebih mudah bersama alqurna yang suci. 

menua dengan alquran merupakan i'tibar (mengambil pelajaran) dari kehidupan ahli naar. biasanya motivasi alquran dalam qs. fatir (... 36). ahli naar (mereka berterika-teriak dalam neraka). meminta tolong sampai lelah pita suaranya. maka beruntunglah mereka yang menua bersama Alquran karena pita suara yang digunakan untuk ketaatan, bersama alquran. digunakan untuk tilawah, dll. 

Orang kafir terbiasa bersuara baik pelan maupun keras

orang mukmin terbiasa bersuara untuk tilawah pelan maupun keras 

ahlun naar ingin sekali beramal solih. maka kita harus melakukan amal solih dari sekarang. ada yang ingin melakukan amal solihnya setelah dineraka ada juga yang saat didunia. maka dijawab oleh Allah "awalam nu'ammir..." dulu ngapain saja dikasih umur panjang tapi tidak beramal solih?. 

adalah baarakatul hayyah... keberkahan kehidupan. hidup ini tidak ditentukan berapa angkanya. Kisah saad meskipun masuk islam hanya 6 tahun tapi beliau mampu menggetarkan 'arsy Allah swt. 

menua bersama alquran adalah prestasi keimanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

motivasi beralquran (fitrah nabawiyah dalam menghafal quran)

Kenapa Haafidz Quran itu sangat diistimewakan oleh Rasulullah saw? Karena mereka lah yang dekat dengan Allah swt, bagaimana lisan mereka sen...