Minggu, 21 Februari 2021

Mau Resign?

     Postingan kali ini pengen sharing hasil kajian dari salah satu ustadz favoritku, ustadz Budi Ashari, Lc. semoga Allah berikan kesehatan dan keselamatan kepada guru-guru kami. Isi kajiannya memang sudah sering dibahas oleh rerata ustadz pada umumnya. tapi kali ini saya akan share dari kajian ustadz Budi yang mana beliau ambil dari kitab "dhowaabith fi tasghiil Annisa". sebuah buku karya ulama dari Universitas Ummul Qura. 

    Sebelum posting kajian ini sebenernya mengingatkan saya pada obrolan dengan teman-teman dosen junior di kampus, utamanya adalah para wanita yang sudah berkeluarga dan memiliki anak pertama. curhatan mereka membuatku kadang goyah akan ke mana langkah ku nanti. apakah akan terus melanjutkan profesi yang dimimpikan sejak dlu ini ataukah fokus pada keluarga, layaknya seorang ibu rumah tangga. 

    Sekali lagi, Islam betul-betul memuliakan wanita sesuai fitrahnya. Buku karya ulama yang tajam analisa terhadap isu pendidikan tersebut menjelaskan adanya enam kaidah/ pedoman/ patokan ketika wanita itu bekerja di luar rumahnya. sekali lagi pedoman tersebut dibuat untuk memuliakan wanita. Islam tak pernah melarang seorang wanita untuk sukses, atau sibuk di luar rumah. yang terpenting adalah mengetahui sejauh mana prioritasnya dan perlu tau pedoman atau panduan bagaimana kita aktif di luar rumah namun kefitrahan wanita senantiasa menghiasi diri kita.

Beliau ustadz Budi kemudian membaca dan merangkumkan ke-enam pedoman tersebut. coba deh cek, berapa point yang telah kita penuhi. sudah tepatkan kita bekerja di luar rumah bagi seorang wanita.

Pertama adalah kaidah yang berhubungan dengan akhlak

    terkait bab akhlak ini memang menjadi sorotan dari Dr. Adnan Baharits selaku penulis dari buku ini. Adalah bagaimana kita memperhatikan kondisi dan lingkungan di mana tempat kita bekerja. apakah berpotensi besar akan terjadinya ikhtilat dengan lawan jenis?. nah ini sangat penting diketahui. ada baiknya sebelum memutuskan untuk bekerja di suatu tempat, maka survey tempat kerja juga penting menurutku. Caranya bisa dateng langsung ke TKP ataupun kepoin dari media sosial, teman, dll. intinya kudu tao kondisi lingkungan tempat kerjanya supaya ga ada peluang ikhtilath. 

    Selain ikhtilath adalah jangan sampai kita sebagai wanita bekerja hanya dimanfaatkan karena penampilannya saja. penampilan kita menjadi daya tarik orang lain untuk suatu hal. naudzubillah semoga kita terhindar dari perbuatan tersebut. 

Kedua adalah kaidah terkait kemanusiaan

    Pernah ga sih ngeliat seorang wanita bekerja tetapi tidak manusiawi, maksudku adalah wanita bekerja di sektor yang seharusnya laki-laki yang mengerjakannya. contoh sederhana, seorang wanita yang bekerja atau ditempatkan menjadi driver bis, bekerja di ketinggian, dll. nah Jangan sampai deh wanita itu bekerja hal-hal berat di mana itu bisa dikerjakan oleh kaum bapak-bapak. selain itu juga harus benar-benar memperhatikan hak-hak yang harus diberikan kepada wanita ketika bekerja. contoh kecil adalah memberikan tempat untuk ASI. ini penting sekali sebab masa cuti melahirkan tidak banyak kan. 

Ketiga adalah kaidah terkait kesehatan

    saya selaku dosen K3 di salah satu prodi di kampus Jakarta merasa ini memang penting banget mengingat, potensi bahaya di tempat kerja yang tak akan terpisahkan. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah menjadi PR bersama untuk para pekerja, tidak hanya perempuan tetapi juga laki-laki. oleh karena itu perlu sekali mengidentifikasi potensi bahaya atau mengetahui dlu kondisi atau kemungkinan risiko di tempat kerja terutama yang berkaitan dengan kesehatan. 

    Kesehatan di sini tentu tidak hanya fisik melainkan juga mental dan reproduksi. Jangan sampai fitrah wanita yang sejatinya adalah melahirkan dan hamil justeru terhambat hanya karena bekerja. Bekerja yang kemudian berdampak pada kondisi kesehatan yang memburuk. betapa di era sekarang ini, kata ustadz Budi banyak dijumpai kalangan wanita yang belum bisa hamil atau bahkan sesar. Hal tersebut bisa penyebabnya adalah dari faktor pekerjaan. Masalah kehamilan ini juga bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tangga. Maka perhatikan kembali tempat lingkungan kita bekerja. apakah sudah ada tim kesehatan di tempat kerja dimana disitu ada program2 yang menunjang kesehatan dan keselamtan para pekerja khususnya para wanita. 

Ke-emat kaidah terkait Keluarga

    Keluarga, struktur terkecil dalam tatanan sebuah bangsa. darinya akan terlahir generasi-generasi penerus perjuangan kedua orangtuanya. maka penting bagi kita agar jangan sampai kita wanita bekerja justeru menjadi sumber keretakan dalam keluarga. dalam kitab ini dibagi menjadi beberapa sub. 

a.  Harus dijaga jangan sampai keluarga retak.

b. Wanita harus sangat menjaga qowwamahnya laki-laki. Jangan sampai harga diri suami jatuh hanya karena penghasilan wanita. Padahal Allah lebihkan laki-laki daripada wanita adalah karena laki-laki menafkahkan istrinya. Pemberian nafkah suami untuk istrinya bukan hanya sebatas memenuhi kebutuhan, tetapi ikatan aksih antar kita dan dalam rangka menjaga qawwamah suami. Kalo hanya sekedar kebutuhan, lama-lama wanita tidka butuh laki-laki.

c.  Harus dijaga jangan sampai kesuburan wanita menurun.

d. Harus menghindarkan wanita dari krisis pertarungan peran social. Ini yang dapat merusak tatanan masyarakat.

e. Harus menjaga keselamatan anak-anak dari penyimpangan-penyimpangan. Tidak ada penjagaan terhadap anak.

 

1.   Kaidah Kelima, terkait Spesialisasi perempuan dalam bekerja.

Ada dua kaidah

a.Harus ditolak pandangan tentang samanya peran pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. Contohnya perempuan menjadi penarik becak.

b.Harus hati-hati dengan Pendidikan yang mengarah feminim. Mengajar adalah identic dengan pekerjaan wanita. Beliau mengatakan bahwa  hati-hati  ketika terjadi ketidakseimbangan pengajar antara laki-laki dan wanita. Kebiasaan di Indonesia, sentuhan pengajar hanya dilakukan oleh perempuan. Bisa jadi akan mengubah tatanan social kita.

2.     Kaidah ke-enam adalah terkait kebutuhan

a.Tidak boleh bersandar kepada pekerja-pekerja wanita dalam masalah kebangkitan ekonomi. Harus laki-laki.

b.Jangan sampai membuat laki-laki menganggur hanya karena posisinya sudah terisi oleh kaum hawa semua. tetapi ada profesi-profesi yang memang tidak bisa diwakilkan oleh laki-laki misal bidan, dll.

c. Harus dipastikan kebutuhan ekonomi untuk wanita. Apakah harus bekerja atau tidak. Jangan hanya mengatasnamakan ekspresi ilmu saja. Cek lagi. 


    apapun keputusan kita mau bekerja ataupun tidak, yang terpenting adalah kita mengetahui posisi kita sebagai apa, tau prioritasnya, dan mendapat ridho. kalau yang belum menikah ridho dari ortu kalo udha punya keluarga bisa dari suami. Sebab tiada yang lebih membahagiakan bagi seorang wanita kecuali adalah mendapat keridhoan dari suaminya. kalau suami sudah ridho, maka pintu syurga sungguh amat dekat.

wallahu a'lam. 

 

 

 

 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

motivasi beralquran (fitrah nabawiyah dalam menghafal quran)

Kenapa Haafidz Quran itu sangat diistimewakan oleh Rasulullah saw? Karena mereka lah yang dekat dengan Allah swt, bagaimana lisan mereka sen...