Kamis, 11 Maret 2021

Resume Kajian “Dari Sempitnya Kehidupan Dunia Menuju Lapangnya Akhirat”

 

TARHIB RAMADHAN

“Dari Sempitnya Kehidupan Dunia Menuju Lapangnya Akhirat”

 

Tanggal 06 Maret 2021 Pukul 08.00-selesai

MC: Ustadz Mhd Fitrian Kadir, Lc., M.Si

Qari’: Gibran Audley Bismar

Sambutan: Utadz Abdul Choir, Lc.

Pentaujih: Ustadz Budi Ashari, Lc

 

min diyqi Addunya ila saatil akhirah”.

Bahwa dunia yang ada hari ini adalah merupakan sesuatu yang sempit sebagaimana ungkapan Rib’i bin Amir ketika berdialog dengan salah satu raja.

 

Terkait Sempitnya dunia

Pertama

Rasulullah saw bersabda “dunia itu adalah manis dan hijau…”.  Sesungguhnya Allah meminta kalian menajdi kholifah, Allah ingin melihat seperti apa amal kalian”. Dalam hadist  ini justru menyampaikn bahwa dunia ini manis. Rasa manis itu akan berakhir, rasanya manis itu kalua berlebih akan terasa tidak enak/pahit. Dunia akan hijau di musim hijau, tetapi dia akan menjadi gugur, kering di masanya.

Lalu bagaimana? Allah inginkan manusia agar kita menjadi khalifah, mengurusi dunia ini. Tugas besar khalifah adalah (isti’mar/ diminta oleh Allah untuk memakmurkan dunia ini). Allah ingin tahu, apa yang manusia lakukan terhadap dunia yang manis ini

Kedua

Dalam Alquran disebutkan bahwa dunia adalah perhiasan “zuyyina linnasi hubbub syahawaati….”. Dunai adalah syahwat, keinginan manusia berupa pasangan, anak, harta, emas, perak, kuda terlatih, ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan dunia. Allah swt di sisinya ada tempat yang baik”. Allah menggunakan kata “mata’”. Kebanyakan bahwa Dunia  yang besar adalah terkait “mengecap rasa”, (hulwah) yaitu terkait kuliner. Terkait hodirah “memandang keindahan dunia”. Orang-orang berbondong-bondong untuk bisa traveling, dll. Kita tidak mungkin selalu memuaskan setiap hulwah dan khadirah. Ketika sakit mata, akan terhalangi menikmatinya.

Dunia itu ternyata indah, bisa dinikmati. Tetapi kenapa Rib’i bin Amir berkata “sempitnya dunia dan lapangnya akhirat” kepada raja Persia?. Kalau kita ikuti bahwa sempitnya dunia ini akan sampai pada akhirat. Dunia meskipun manis dan hijau, tapi sebenernya adalah sempit.

 

Dunia sebagai laibun dan lahwu (permainan dan kelainan)

Ø QS. Al-an’am: 32

Ø QS. Al-ankabut: 64

Ø QS. Muhammad: 36

Ø QS. Alhadiid: 20

 Ketika Allah berfirman terkait dunia sebagai laibun dan lahwun, akan bertemu dahulu dengan QS. Al-an’am.

 

 Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kecuali permainan dan kelalaian. Dalam Alquran apabila kita urutkan berdasarkan urutan mushafnya bahwa kata dunia akan terasa ada penekanan dan semakin tinggi penekannya pada surat alhadiid bahwa dunia itu benar-benar permainan dan kelalaian. Lalu bagaimana dengan urutan berdasarkan urutan turunnya Alquran terkait kata dunia ini?.

Rasul saw dalam dakwahnya mengajari umatnya, dll. Pertama kali turun terkait dunia ini adalah surat al-an’am. Yaitu surat ke 55. Allah menyampaikan bahwa dunia adalah “permainan dan kelalaian” lalu turun surat al-ankabut (lebih kuat isyarat allah bahwa dunia adalah permianan dan kelainan). Dua surat ini turun di Makkah. Sedangkan surat Muhammad dan Alhadiid ini turun di Madinah.

Allah ingin sampaikan bahwa orang beriman harus diingatkan dengan dunia baik ketika di Madinah maupun di Makkah. Kondisi kota mekkah dan Madinah tentunya berbeda. Di Madinah, harta semakin banyak, dll oleh karena itu Allah kembali turunkan wahyuNya untuk ingatkan orang beriman terkait kehidupan dunia ini.

Kata Permainan/ la’ibun

Anak-anak memang berada pada fase bermain tetapi tidak lalai. Sesuai dengan fase kehidupannya. Kata lalai kita ungkapkan ketika di usia remaja. Contohnya harusnya melaksanakan kewajiban tetapi tidak dilakukan atau karena melanjutkan permainan dari masa kanaknya.

Permainan itu menyebabkan kelainan, maka dalam Alquran di sebutkan kata “lai’bun dahulu”. Dalam membangun peradaban tidak mungkin diisi dengan permainan. Saat ini sudah sangat pesat dalam bidang permainan. Contoh olahraga, main game semua ada peraturannya. Sementara dengan hari ini begitu “kesungguhan tidak ada aturannya”.

Kata la’ib disebutkan 20 kali dalam Alquran.

1.      Nal’abu (kami bermain) disebut 1kali dalam Alquran yaitu terkait dengan orang kafir yang mempermainkan Allah, Rasul dan Aqluran (QS. Taubah: 65)

2.      Yal’abu (mereka bermain) disebut 2 kali dalam Alquran yaitu terkait dengan ancaman untuk orang kafir yang bermain-main (QS. Zukhruf: 83 dan QS. Al-ma’arif: 42)

3.      Yal’abuuna (mereka bermain) disebut 5 kali dalam Alquran yaitu terkait dengan orang kafir yang bermain-main di dunia (QS. Al-an’am: 91; QS. Al-a’raf: 98; QS. Anbiya: 2; QS. Dukhon: 9; QS. At-thur: 11-12).

4.      Laa’ibin (mereka pemain) disebut 1 kali dalam Alquran yaitu terkait dengan perkataan orang-orang kafir di zaman Nabi Ibrahim (QS. Anbiya: 55).

5.      Yal’abu (dia bermain) disebut 1 kali dalam Alquran terkait dengan anak bermain, Yusuf dan saudara-saudaranya (QS. Yusuf: 12)

6.      La’ibun (Permainan) disebut 4 kali terkait dengan kehidupan dunia (QS. Al-an’am: 32; Al-ankabut: 64; Muhammad: 36 dan QS. Hadiid: 20)

7.      La’iban (Permainan) disebut 4 kali terkait dengan orang-orang kafir yang menjadikan dunia sebagai permainan. (QS. Almaidah: 57-58; QS. Al-an’am: 70 dan QS. Al-a’raf: 51)

8.      Laa’ibiin (mereka pemain) disebut 2 kali dalam Alquran. Terkait dengan penciptaan langit dan bumi bukanlah main-main. (QS. Anbiya: 16 dan QS. Dukhon: 38).

 

Dunia ini, ketika tidak Bersama orang muslim, maka dunia ini semuanya adalah permainan.

Kata lahwun

Kelalaian ada 6 makna

1.      Penghinaan agama

2.      Pemainan melalaikan (QS. Al-jumu’ah:11 )

3.      Pasangan dan anak (QS. Anbiya: 17)

4.      Kesenangan yang fana

5.      Nyanyian (QS. Luqman: 6)

6.      Kesibukan (QS. Munafiqun: 9).

 

Perumpamaa dunia dalam Alquran

QS. Yunus: 24

QS. Al-kahfi: 45

QS. Al-hadiid: 20

Dalama Bahasa arab, amsal perumpaan itu untuk menjelaskan sesuatu yang tidak jelas menjadi jelas. Dengan arti bahwa Dunia dianggap tidak jelas bagi manusia dan Sebenarnya kita manusia tidak faham akan dunia karena kelainan.

1.      Air dari langit

Imam Kurtubi menjelaskan bahwa ahli hikmah berkata “Allah memiripkan dunia dengan air. Air itu tidak mungkin bertahan di satu tempat”. Begitulah dunia, ia tidak berhenti pada satu titik. Karena air ia tidak mungkin dalam satu keadaan. Air yang diletakan di ember, akan mengikuti bentuk ember, dll. Begitulah dunia, ia berubah-ubah. Sama halnya dengan harta. Saat ini kita punya uang, apakah dengan uang itu akan digunakan dengan ketaatan atau kemaksiatan. Tergantung ada di tangan siapa uang tersebut. Harta yang paling berharga adalah di tangan orang solih. Karena air juga tidak menetap. Air akan merembes ke tanah. Itulah dunia, ia fana. Karena air, tidak mungkin tidak basah. Itulah dunia, apabila masuk ke dunia, tidak akan selamat dari fitnah dunia. Air itu apabila sesuai kadarnya akan bermanfaat. Tidak semua yang mubah harus di ambil apalagi yang haram atau syubhat. Kecukupan dunia untuk manfaat, jangan sampai berlebihan. Dalam hadist disebutkan “ya Rasululullah, saya ingin menjadi orang yang sukses”. “tinggalkan dunia, ambil dari dunia secukupnya”. Dalam sohih muslim, Nabi SAW bersabda “sungguh beruntung orang muslim yang diberi Allah secukupnya dan diberi qona’ah”. Itulah ilustrasi Qur’ani dari Allah swt.

2.      Membuat subur Tanaman

3.      Menumbuhan tanaman yang bisa dimakan manusia dan ternak

Bahwa orang kafir bersenang dan makan seperti binatang makan.

4.      Bumi mengagumkan petani

Dunia sangat cantik. Harta membuat senang, dll. Imam ibnu qayyim berkata bahwa kehidupan dunia yang sedang berhias kemudian yang melihat terkagum, kemudian mulai bersandar pada manusia, lalu tertipu pada dunia. Apabila merasa memiliki dunia, akan merasa punya kuasa lalu bisa saja dunia itu ditarik oleh Allah swt.

5.      Merasa mampu menguasai dan lupa diri

Ada dugaan bahwa manusia bisa segala-galanya. Contoh dia sudah berkuasa, lalu lupa diri bahwa yang dia kuasai juga akan pergi.

6.      Sunnatullah: kering, menguning dan rontok

Tidak mengingkari adanya sunnatullah. Kapanpun manusia harus siap segala kondisi. Harta bisa habis dari diri kita.

7.      Hancur berderai-derai, terbang tertiup angin

Imam ibnu Asyur menjelaskan bahwa ada 5 fase kehidupan kita terkait dunia (QS. Hadiid)

a.      Lai’ib (usia anak)

b.      Lahwun (lalai fase anak muda)

c.       Perhiasan (fase matang)

d.     Tafakkhur (berbangga, usia 40 ke atasà bersaing dengan orang lain)

e.      Takatsur (usia tua)à berbanyak-banyak harta

Permisalan Dunia dari Lisan Rasulullah saw

“Rasul tidur di atas tikar, lalu nabi bangun dengan membekas di badan beliau tikar tersebut. Apa urusan saya dengan dunia?. Saya di dunia hanya seperti musafir yang mengendarai kendaraan lalu berteduh pada pohon dan pergi meninggalkan pohon itu”.

 

Rabbku pernah menawarkanku uhud menjadi emas, begitu juga bukit di Makkah, tetapi Nabi SAW menjawab “tidak ya Allah, biarkan aku lapar hari ini, kalua saya kennyang saya memujimu, kalua saya lapar saya akan berdoa kepada mu kalua saya lapar. Allah swt menawarkan dunia, tapi nabi saw memilih untuk menolak tawaran. Biarlah saya lapar 1 hari dan 1 hari kenyang.

 

Rasulullah mengatakan “dunia adalah penjaranya orang beriman dan syurganya orang kafir”.

 

Fudhoil ibnu Iyadh takziyah kepada temannya yang anaknya meninggal. Lalu Fudhoil berkata “biarkanlah anakmu sekarang sudah keluar dari penjaramu, dia pergi ke tempat yang bebas”.

 

Hadist Tirmidzi

Andai dunia ini di sisi Allah harga sayap nyamuk, maka Allah tidak akan membeirkannya kepada ornag kafir. Bahwa dunia ini tidak ada artinya di sisi Allah. Makanya Allah kasih berbagai nikmat kepada ornag kafir. Maka janganlah iri kepada sesuatu yang tidak lebih berharga dari sayap nyamuk

 

Dunia dibandingkan akhirat seperti memasukan jair ke lautan, lalu angkat jari kalian seberapa yang menetes.

 

Ali bin abi thalib ra ditanya “wahai ali, sampaikan kepada kita, dunia itu apa”. Dunia itu sebuah negeri yang awalnya melelahkan dan akhirnya hancur. Dunia yang halalnya di hisab dan haramnya di hihukum. Siapa yang bercukupan di dunia akan kena fitnahnya. Dikurnagnya akan bersedih.

 

Dunai ini akan segera pergi. Akhirat segera datang. Setiap dari dunai dan akhirat punya anak-anak. Maka jadilah anak-anak akhirat. Dan jangan menajdi anak-anak dunia. Karen ahri ini hanyalah ada amal blm ada hisab. Dan besok hanyalah ada hisab tidak ada amal.

 

wallahu a'lam bi showwab

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

motivasi beralquran (fitrah nabawiyah dalam menghafal quran)

Kenapa Haafidz Quran itu sangat diistimewakan oleh Rasulullah saw? Karena mereka lah yang dekat dengan Allah swt, bagaimana lisan mereka sen...