Sabtu, 27 Maret 2021

Resume Motivasi Menghafal Alquran untuk Emak-emak


 

Alhamdulillah berkesempatan mengikuti kajian yang disampaikan oleh ustadzah Yatti Jumiarti, Alhafidzah. 

Kita mengenal ada berbagai macam tipe manusia dalam kehidupan ini. ada tipe manusia yang hanya fokus pada diri sendiri, keluarga dan Alquran, tanpa ada kontribusi kepada umat. atau tipe manusia yang hanya fokus pada kontribusi ke umat tapi tidak bersama Alquran, atau ada tipe yang lengkap, tipe yang fokus pada keluarga, Quran tetapi juga berkhidmah untuk umat.

Tipe manusia dengan aktivitas dakwah, keseharian dan tidak pernah meninggalkan Alquran (berbagai macam aktivitasnya). itulah tipe manusia ketiga yang sangat di idealkan. berbeda dengan tipe manusia yang sibuk dengan aktivitas namun tidak ada Alquran di dalamnya, maka akan jatuh pada futur. ada lagi tipe manusia dengan tidak disibukkan dengan dakwah, tidak melayani umat, tetapi fokus pada diri sendiri dan fokus pada Alquran sendiri saja. padahal Alquran itu agar kita bergerak, beraktivitas, tidak hanya membaca, menghafal Alquran, dll. hingga kejenuhan akan hadir. maka manusia yang paling bertahan adalah tipe manusia ketiga yaitu tetap bersama Alquran, melayani umat dan melayani keluarga. 


Lalu bagaimana caranya agar menjadi manusia yang terus berkhidmah, dan terus berAlquran?. 

maka muhasabah diri dari alquran, sejauh mana kebutuhan kita pada Alquran. kalau kita merasa butuh terhadap Alquran, maka kita akan terus mensuply diri dengan Alquran. maka ketika kita sibuk, maka akan menjadikan Alquran sesuatu hal yang tidak kita tinggalkan. 

seperti halnya akan kebutuhan makan. maka tubuh akan lapar ketika belum ada masukan. otomatis kita akan memberikan suply memberikan makan pada tubuh sesibuk apapun itu. begitu juga kalau Alquran sudah dijadikan kebutuhan, kecintaan maka kita akan mencari Alquran, lalu berinteraksinya karena kita merasa butuh. 

1. jadikan Alquran sebagai kebutuhan.

kenapa kita butuh Alquran?

kalau ada manusia yang merasa tidak butuh Alquran, pertanyakan!. beda dengan kebutuhan makan, dimana fisik tidka langsung berpengaruh. sebenarnya ruhiyah kitaa akan berbeda, keimanan kita akan semakin kikis. jiwa bahkan akan mati. QS. An-Nur (35). bahwa Alquran adalah sumber cahaya kehidupan. kita akan merasakan gelap, ruhiyah tidak akan berkembang. tubuh kita akan seperti kosong, tanpa ada ruh di dalamnya. bayangkan jika ruh itu diisi dengan cahaya!. 

manusia yang tidak butuh Alquran akan kesulitan mendapatkan hidayah dan rahmat oleh Allah. banyak dampak karena suka dengan maksiat. layaknya seperti mayat yang hidup. 

maka manusia itu sangat butuh sekali dengan Alquran. supaya hidup menjadi berkah, mendapatkan hidayah dan tidak salah langkah menghadapi hidup, menyikapi persoalan dan tantangan kehidupan kita. kita akan menjadi sosok yang kuat terhadap takdir-takdir Allah. 

kalau kita tidak dekat dengan Alquran, maka kita akan mengikuti hawa nafsu. maka akan semakin jauh dengan Allah swt.

Lalu bagaimana prosesnya agar butuh dengan Alquran?

a. sejauh mana kita terhadap Alquran. 

Apakah masih tingkat membaca Aqluran belum lancar, sudah lancar dan bertajwid tapi belum mau menghafal Alquran, atau sudah ada keinginan menghafal Alquran. maka identifikasi level kita sejauh mana. 

Proses menghafal Alquran seharusnya sudha ada pada level lancar bacaan dan tajwidnya. tetapi ada kasus ketika level Quran kita belum lancar, tetapi sudah ada keinginan untuk menghafal. maka itulah hidayah dari Allah karena menghafal adalah proses hidayah dari Allah. ketika proses menghafal Alquran, ada proses identifikasi kuantitas bersama Alquran. 

1. identifikasi jumlah tilawah.

2. sudah sejauh mana tilawahnya?. 

3. apakah ketika tidak tilawah ada hal yang tidak enak?

maka sudah masuk ke tahap menghafal Alquran.

Kenapa sih kita harus hafal Alquran?

a. Menghafal Alquran adalah agar dekat dengan Allah, agar banyak dzikir pada Allah. dzikir yang terbaik adalah dengan Alquran. 

b. supaya lisan kita penuh dengan kebaikan pada Allah, tidak terpatok dengan HP, Quran fisik

c. diwajibkan solat 5 waktu. solat ada bacaan Alquran. maka kualitas solat akan baik dengan bacaan hafalan quran kita. umur kita semakin kuat dan beranjak, maka kualitaskan solat kita dnegan murajaah surat hafalan ketika solat. 

d. terhindar dari maksiat,

lalu kita sudah cinta dengan Alquran, maka kita akan meluangkan waktu bersama Alquran. selian itu juga harus punya komunitas Alquran, punya guru, dll. dengan demikian maka akan terus bersama Alquran. 

jadikan Alquran sebagai program kehidupan kita, menjadi kebutuhan ruhiyah! sesibuk apapun kita akan terus meluangkan waktu bersama Alquran. 

TIPS!

1. siap melaksanakan sesibuk apapun, 

2. disiplin waktu 

Sesi sharing bersama tokoh-tokoh emak mulai dari dokter, dosen, dll

sesi sharing bersama dokter Ambun 

Dengan kesibukan beliau sebagai dokter, istri, dll. Cerita beliau adalah beliau sudah berkeinginan untuk hafal Alquran sejak kuliah di FK UI. beliau bercerita bahwa tahun 80an sudah ada keinginan untuk hafal Alquran, dan lingkungan belum terlalu mendukung. Beliau juga belajar di Alhikmah, jakarta selatan untuk belajar Alquran. sebelum subuh beliau siapkan hafalan Alquran. tidak hanya sekedar hafal, tetapi bagaimana beliau senang ketika terus berinteraksi bersama Alquran. terlebih ketika hafalan dibawa untuk solat, solat sunnah sehingga ibadah terus merasakan kenikmatan. 

selalu meyakini bahwa Alquran sebagai syafaat kelak, apalagi kita bisa hafal, murojaah dan menghayati atau pemahamannya. maka energinya akan semakin dahsyat. 

sempat resign untuk fokus Alquran. lalu qadarullah kembali bekerja. a. niatnya adalah selalu berinteraksi bersama Alquran sampai diujung usia. bukan hanya fokus pada selesaikan 30 juz. 

b. selalu meyakini bahwa Alquran adalah syifa. Syifa adalah obat yang tidak hanya digunakan saat sakit saja. Alquran sebagai energi positif, 

c. beliau cuti hanya untuk Alquran. masyaa Allah. 

Sesi Sharing Bersama Dosen Biologi, penghafal Alquran. Bu Anis Uswatun Hasanah. 

1. Memiliki sosok figure itu penting

2. Kesibukan itu wajar karena masih hidup di dunia. sibuk adalah keniscayaan. u

3. untuk menjadi dosen masih sangat bisa untuk dihandle bersama Alquran. yANG Terpenting adalah di dalam kesibukan itu kita gunakan bersama Alquran sehingga waktunya barakah. 

4. Harus bisa mengekang hawa nafsu. 

5. izin untuk iktikaf hanya untuk Alquran. harus butuh supporting system dari keluarga. Beliau diijinkan menjadi dosen oleh suami salah satunya adalah harus bisa terus bersama Alquran, untk menghafalkannya. 

6. harus punya komunitas untuk menghindari talassa (iman yang naik dan turun). 

 


 


WALLAHU A'LAM.




 


Kamis, 18 Maret 2021

TEMA: MENGENAL BULAN SYA’BAN

 

KAJIAN USTADZ ADI HIDAYAT

TEMA: MENGENAL BULAN SYA’BAN

 

*      Nama bulan sya’ban sudah ada sejak zaman zahiliyah atau pra-islam, namun sampai Islam datang dan nama tersebut dipertahankan. Begitu juga nama Ramadhan tetap dipertahankan. Spiritual itu ternyata bisa menguatkan fisik kita. Di bulan sya’ban biasanya digunakan untuk mencari bekal di zaman itu bagi orang Arab sebagai persiapan menhadapi bulan Ramadhan yang sangat panas dan membakar. Pointnya adalah sebelum Ramadhan harus menyiapkan bekal agar saat Ramadhan berasa “segar” dan siap bertarung dalam amal solih. Dalam islam, setiap penamaan itu memiliki makna yang dahsyat.

*      Nabi Muhammad SAW senantiasa berpuasa di bulan Sya’ban. “dzaalika syahrun yaghfilu An-naasu ‘anhu bayna rajab wa Ramadhan”. Kata “dzaalika” itu “tidak seperti yang kamu bayangkan saat ini, bahwa sya’ban pun sangat istimewa. Oleh karena itu banyak yang tidak sadar akan keistimewaannya (yaghfilu). Sya’ban adalah bulan ke -8. Kata nabi SAW, bulan sya’ban ini amal-amal kita langsung dilaporkan ke Allah swt dari Malaikat. Maka kita harus merespon keistimewaan ini sebagai seruan dari sang pemilik dunia. “fa uhibbu anyurfa’a ‘amali wa anaa sooim”. Artinya adalah “maka saya sangat ingin saat amalku diangkat dan aku saat dalam keadaan puasa”. Masyaa Allah, nabi yang paling taqwa, paling ma’sum, tetapi selalu berusaha untuk tampil baik. dengan puasa maka dapat menjaga amal solih dan menjaga diri agar tidak beramal salah.

*      Keistimewaan bulan sya’ban

1.    Amal langsung dilaporkan/ diangkat dari Malaikat kepada Allah swt. Contoh nabi adalah mengamalkan puasa sunnah yang dijalankan bulan sya’ban. Lalu bagaimana waktunya?. Dalam kitab sohih (1156 dan 1969) sayyidah Aisyah menyampaikan “saya tidak pernah menyaksikan nabi saw menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali bulan Ramadhan. Dan memperbanyak puasa sunnahnya di bulan sya’ban”. Nabi saw menyiapkan puasa tersebut sebagai bentuk persiapan menuju Ramadhan. Agar saat Ramadhan dosa-dosa kita dibakar. Amalan puasa ini sangat efektif untuk bermal saleh sebagai bekal untuk Ramadhan. Bulan sya’ban mulai dari awal-tengah dan akhirnya memang punya keistimewaan masing-masing.

Rabu, 17 Maret 2021

Taddabur QS. As-syams part 1

 

Surat As-syams

kajian Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Alahfidz

 Termasuk surat makiyyah yang berbicara terkait keimanan pada Allah dan tidak ada hukum-hukum Allah. Ciri lainnya adalah diawali dengan 7 kali sumpah. 7 kali sumpah ini menunjukkan benda-benda/ peristiwa yang ada di sekitar kita dan agar manusia selalu memperhatikannya. 7 sumpah ini adalah makhluk yang senantiasa bersujud kepada Allah swt. Sehingga ketika jiwa manusia siap bersujud seperti sujudnya matahari, bulan. Maka otomatis jiwa manusia akan dimuliakan oleh Allah daripada 6 benda yang diserupakan oleh Allah. 6 benda itu memiliki ketundukan Allah dengan karhan/ setting-an oleh Allah bahwa matahari, bulan, dll tunduk pada Allah. Sebagaimana dalam qs alhajj (saat makhluk semua bersujud maka allah memuliakan makhluk itu dan ketika manusia menolak untuk sujud, otomatis menghinakan. Maka dia tidak akan bisa mendapatkan kemuliaan dari selain allah.

Ayat pertama (wa-syamsi wa duhaaha)

“Demi matahari dan sinar di waktu duha”

Ada waw qasam, ada sumpah. Ayat pertama ada yang memahami memiliki dua sumpah. Para mufassirin mengatakan bahwa maknanya lebih luas. Ketika maknanya waw qasam. Demi matahari dan waktu duha. Paling inti adalah matahari dan semua makhluk adalah sujudnya yang menandakan ketaatannya, kehambaanNYa pada Allah.

Ayat kedua (walqomari idzaa talaaha)

“Demi bulan yang mengikuti matahari”

Kita sering mendengar kata tilawah. Talaaha dari kata tilawah. Maka dapat diambil pelajaran dari kata talaa. Talaa disini adalah mengikuti. Lalu apa korelasinya dengan tilawah?. Ketika Alquran mengisitlahkan quran adalah tilawah agar terfahami tilawah adalah tidak saja melafadzkan huruf itu tapi hakikatnya adalah mengikuti apa yang dibacanya. Siapa yang membaca alquran tapi belum mengikuti amal-amalnya berarti belum melakukan tilawah sesungguhnya. "Bulan mengikuti matahari", mufassirin banyak ragam memahami. Ada yang memahami bahwa posisinya adalah saat purnama (13,14,15). Kondisi ini dimuliakan oleh Allah swt. Saat itu ada ayyamul bidh. Rasul menjadikannya sebagai hari ibadah puasa. Talaaha difahami sebagai hari baik untuk terapis, seperti bekam maka semua alam ikut bereaksi. Ataupun air laut yang pasang, atau gerhana yang terjadi pada hari ayyamul bidh. Itu alasan para ulama saat bulan mengikuti matahari terutama ayyamul bidh. Sementara mufasirin yg lain mengartikan saat bulan berada di awal bulan qomariyah. Bulan mengalami sabit. Saat itulah sabit mnucul, terjadi awal bulan. Awal bulan Ramadhan, iedul fitri, dipicu bulan sabit. Rasul pun ketika ada bulan sabit, mengartikan penuh harapan lalu berdoa “ya Allah jadikan kemunculan bulan sabit terus membawa kami dalam keimanan”. Allhumma ahillahu bil iman….”. Rasul disebut dalam Alquran (sirajan munira). Rasul pendakwah yang taat pada Allah, bagaikan Siraj/matahari. Sebagaimana dalam surat annaba (wa jaaalna sirajan wa haja). Dan bagaikan muniran/ memancarkan cahaya dari bias bulan. Rasul dalm dakwanya bagaikan bulan dan matahari. Siapa yang menjauh dari rasul, maka hidupnya dalam kegelapan.

Ayat ketiga (wannahi idza zallaha)

Ayat keempat (wa laili idza yaghsyaaha)

Allah inginkan dua fenomena ini adanya peran Allah yang seharusnya menjadikan manusia tunduk hanya pada allah. Bukan suatu kebetulan. Allah berfirman dalam qs. Al-qasas (walalhamdu fiil ulla wal akhirah). Bersyukurlah pada Allah yang mengawali siangnya dengan ketaatan dan diakhirnya malam dengan ketaatan. Sebagaimana kita diminta berdzikir pada pagi dan sore. Sesungguhnya kita Bersama para makhluk lainnya bertasbih. Arahan Alquran bagaimana fenomena alam agar selalu melakukan ketaatan. Manusia menjadi bagian dari ketaatan ini. Ketika “ma” di ulang dalam Alquran, maka penjelasan berikutnya adlah tntg perjuangan kaum muslimin yang akan didkung oleh Alam.

Ayat kelima (wa-samaai wa maa banaaha)

Langit pun dalam ayat yang sangat banyak sebagai makhluk yang senantiasa taat pada Allah. Langit untuk membina manusia agar beriman pada hari kebangkitan. Betapa luasnya langit itu. Siapa yang lebih rumit penciptaanNYA?. Dibalik fungsi langit sebagai atap, tapi dia tidak ada tiang. Ini adalah ciptaanNYA yang luar biasa. Mudah bagi Allah.

Ayat ke-enam (wal-ardi wa maa tahaaha)

Arti tohaaha à menghamparkan. Seperti pada surat an-naziat. Mengandung banyak fasilitas pada kehidupan manusia. Dengan dihamparkannya bumi, manusia dapat hidup lebih baik.

Ayat ke-tujuh (wa nafsin wa maa sawwaha)

Demi jiwa yang telah Allah sempurnakan. Kata nafs dalamquran bisa diamksudkan manusianya itu sendiri. Sebagaimana dalam surat lainnya dalam juz 30. Topik al-insan diulang dengan sering. Kata nafs otomatis difahami sebagai al-insan dengan segala kriterianya. Namun bisa diartikan jiwa/ ruh sendiri. Di ayat ini ketika Allah tidak menggunakan al-insan agar terfahami dengan dua makna. Manusia itu dari segi jasadnya/ ruhnya. Kenapa demikian?. Agar memiliki kesetaraan dengan kemuliaan dan kebesaran dibalik ciptaan sebelumnya (bulan, matahri, malam, bumi, langit, dll). Keagungan manusia itu terlihat jika mnsuia itu bisa menjaga kebaikannya. Manusia akan langsung turun derajadnya jika tidak bisa menjaga kebaikannya. Allah sebut sebagai manusia berada dalam derajat yang rendah.

Ayat ke-8 (faal ha mahaa fujuurah wa taqwaaha)

ilahm jiwa itu dalam kejelekannya dan ketakwaanya. Kata alhama (hanya ada dalam surat ini). Alhama mengajarkan manusia pada hal negative dan positif. Tidak disebut alhama kecuali ‘allamaa khoiran. Pengajaran dari Allah dengan sesuatu yang baik. ketika mansuia cenderung pada kebaikan yang dilakukan maka disebut faalhamaa fujuraha wa taqwaaha. Kata fujur, mengajarkan ketikdakbaikan. Difahami juga dalam qs. Alhujurat. Allah yang membuat manusia itu menyenangi segala yg baik (keimanan, nilai, dan allah juga yang menjadikan manusia menyukai kemaksiatan baik kecil mapun besar). Maka dnegan ayat ini harus difahami allah mengajarkan pada jiwa itu keengganan pada hal yang negative. Perasaan segala yg jelek jangan sampai diketahui oleh orang lain,. Itu ada dalam diri manusia.

 

 

 

 

motivasi beralquran (fitrah nabawiyah dalam menghafal quran)

Kenapa Haafidz Quran itu sangat diistimewakan oleh Rasulullah saw? Karena mereka lah yang dekat dengan Allah swt, bagaimana lisan mereka sen...