Alhamdulillah berkesempatan mengikuti kajian yang disampaikan oleh ustadzah Yatti Jumiarti, Alhafidzah.
Kita mengenal ada berbagai macam tipe manusia dalam kehidupan ini. ada tipe manusia yang hanya fokus pada diri sendiri, keluarga dan Alquran, tanpa ada kontribusi kepada umat. atau tipe manusia yang hanya fokus pada kontribusi ke umat tapi tidak bersama Alquran, atau ada tipe yang lengkap, tipe yang fokus pada keluarga, Quran tetapi juga berkhidmah untuk umat.
Tipe manusia dengan aktivitas dakwah, keseharian dan tidak pernah meninggalkan Alquran (berbagai macam aktivitasnya). itulah tipe manusia ketiga yang sangat di idealkan. berbeda dengan tipe manusia yang sibuk dengan aktivitas namun tidak ada Alquran di dalamnya, maka akan jatuh pada futur. ada lagi tipe manusia dengan tidak disibukkan dengan dakwah, tidak melayani umat, tetapi fokus pada diri sendiri dan fokus pada Alquran sendiri saja. padahal Alquran itu agar kita bergerak, beraktivitas, tidak hanya membaca, menghafal Alquran, dll. hingga kejenuhan akan hadir. maka manusia yang paling bertahan adalah tipe manusia ketiga yaitu tetap bersama Alquran, melayani umat dan melayani keluarga.
Lalu bagaimana caranya agar menjadi manusia yang terus berkhidmah, dan terus berAlquran?.
maka muhasabah diri dari alquran, sejauh mana kebutuhan kita pada Alquran. kalau kita merasa butuh terhadap Alquran, maka kita akan terus mensuply diri dengan Alquran. maka ketika kita sibuk, maka akan menjadikan Alquran sesuatu hal yang tidak kita tinggalkan.
seperti halnya akan kebutuhan makan. maka tubuh akan lapar ketika belum ada masukan. otomatis kita akan memberikan suply memberikan makan pada tubuh sesibuk apapun itu. begitu juga kalau Alquran sudah dijadikan kebutuhan, kecintaan maka kita akan mencari Alquran, lalu berinteraksinya karena kita merasa butuh.
1. jadikan Alquran sebagai kebutuhan.
kenapa kita butuh Alquran?
kalau ada manusia yang merasa tidak butuh Alquran, pertanyakan!. beda dengan kebutuhan makan, dimana fisik tidka langsung berpengaruh. sebenarnya ruhiyah kitaa akan berbeda, keimanan kita akan semakin kikis. jiwa bahkan akan mati. QS. An-Nur (35). bahwa Alquran adalah sumber cahaya kehidupan. kita akan merasakan gelap, ruhiyah tidak akan berkembang. tubuh kita akan seperti kosong, tanpa ada ruh di dalamnya. bayangkan jika ruh itu diisi dengan cahaya!.
manusia yang tidak butuh Alquran akan kesulitan mendapatkan hidayah dan rahmat oleh Allah. banyak dampak karena suka dengan maksiat. layaknya seperti mayat yang hidup.
maka manusia itu sangat butuh sekali dengan Alquran. supaya hidup menjadi berkah, mendapatkan hidayah dan tidak salah langkah menghadapi hidup, menyikapi persoalan dan tantangan kehidupan kita. kita akan menjadi sosok yang kuat terhadap takdir-takdir Allah.
kalau kita tidak dekat dengan Alquran, maka kita akan mengikuti hawa nafsu. maka akan semakin jauh dengan Allah swt.
Lalu bagaimana prosesnya agar butuh dengan Alquran?
a. sejauh mana kita terhadap Alquran.
Apakah masih tingkat membaca Aqluran belum lancar, sudah lancar dan bertajwid tapi belum mau menghafal Alquran, atau sudah ada keinginan menghafal Alquran. maka identifikasi level kita sejauh mana.
Proses menghafal Alquran seharusnya sudha ada pada level lancar bacaan dan tajwidnya. tetapi ada kasus ketika level Quran kita belum lancar, tetapi sudah ada keinginan untuk menghafal. maka itulah hidayah dari Allah karena menghafal adalah proses hidayah dari Allah. ketika proses menghafal Alquran, ada proses identifikasi kuantitas bersama Alquran.
1. identifikasi jumlah tilawah.
2. sudah sejauh mana tilawahnya?.
3. apakah ketika tidak tilawah ada hal yang tidak enak?
maka sudah masuk ke tahap menghafal Alquran.
Kenapa sih kita harus hafal Alquran?
a. Menghafal Alquran adalah agar dekat dengan Allah, agar banyak dzikir pada Allah. dzikir yang terbaik adalah dengan Alquran.
b. supaya lisan kita penuh dengan kebaikan pada Allah, tidak terpatok dengan HP, Quran fisik
c. diwajibkan solat 5 waktu. solat ada bacaan Alquran. maka kualitas solat akan baik dengan bacaan hafalan quran kita. umur kita semakin kuat dan beranjak, maka kualitaskan solat kita dnegan murajaah surat hafalan ketika solat.
d. terhindar dari maksiat,
lalu kita sudah cinta dengan Alquran, maka kita akan meluangkan waktu bersama Alquran. selian itu juga harus punya komunitas Alquran, punya guru, dll. dengan demikian maka akan terus bersama Alquran.
jadikan Alquran sebagai program kehidupan kita, menjadi kebutuhan ruhiyah! sesibuk apapun kita akan terus meluangkan waktu bersama Alquran.
TIPS!
1. siap melaksanakan sesibuk apapun,
2. disiplin waktu
Sesi sharing bersama tokoh-tokoh emak mulai dari dokter, dosen, dll
sesi sharing bersama dokter Ambun
Dengan kesibukan beliau sebagai dokter, istri, dll. Cerita beliau adalah beliau sudah berkeinginan untuk hafal Alquran sejak kuliah di FK UI. beliau bercerita bahwa tahun 80an sudah ada keinginan untuk hafal Alquran, dan lingkungan belum terlalu mendukung. Beliau juga belajar di Alhikmah, jakarta selatan untuk belajar Alquran. sebelum subuh beliau siapkan hafalan Alquran. tidak hanya sekedar hafal, tetapi bagaimana beliau senang ketika terus berinteraksi bersama Alquran. terlebih ketika hafalan dibawa untuk solat, solat sunnah sehingga ibadah terus merasakan kenikmatan.
selalu meyakini bahwa Alquran sebagai syafaat kelak, apalagi kita bisa hafal, murojaah dan menghayati atau pemahamannya. maka energinya akan semakin dahsyat.
sempat resign untuk fokus Alquran. lalu qadarullah kembali bekerja. a. niatnya adalah selalu berinteraksi bersama Alquran sampai diujung usia. bukan hanya fokus pada selesaikan 30 juz.
b. selalu meyakini bahwa Alquran adalah syifa. Syifa adalah obat yang tidak hanya digunakan saat sakit saja. Alquran sebagai energi positif,
c. beliau cuti hanya untuk Alquran. masyaa Allah.
Sesi Sharing Bersama Dosen Biologi, penghafal Alquran. Bu Anis Uswatun Hasanah.
1. Memiliki sosok figure itu penting.
2. Kesibukan itu wajar karena masih hidup di dunia. sibuk adalah keniscayaan. u
3. untuk menjadi dosen masih sangat bisa untuk dihandle bersama Alquran. yANG Terpenting adalah di dalam kesibukan itu kita gunakan bersama Alquran sehingga waktunya barakah.
4. Harus bisa mengekang hawa nafsu.
5. izin untuk iktikaf hanya untuk Alquran. harus butuh supporting system dari keluarga. Beliau diijinkan menjadi dosen oleh suami salah satunya adalah harus bisa terus bersama Alquran, untk menghafalkannya.
6. harus punya komunitas untuk menghindari talassa (iman yang naik dan turun).
WALLAHU A'LAM.